Bumi Manusia : Fiksi Sejarah dan Roman Penutup Abad 19
Bumi manusia bercerita pengalaman minke,seorang pribumi yang tumbuh antara kelompok eropa berpendidikan. Hingga dia nyaris kehilangan jati dianya jadi pribumi. Tetapi lepas jadi pribumi ataulah bukan, minke cenderung pilih jadi manusia bebas yang tidak diperintah serta tidak memerintah. Sesimpel itu arti kebebasan untuknya.
Menilik Sumber Kekuatan Ayam Petarung
Minke ialah orang berpendidikan,siswa HBS, anak seorang gubernur. Perawakannya yang ganteng kembali pintar sukses memikat tiap orang. Tidak kecuali Annelies Mellema, anak seorang "Nyai" yang populer di Wonokromo.
Nyai ialah panggilan untuk wanita-perempuan yang dipasarkan di tuannya. Sepintas saja dengarnya kemungkinan kita akan memandang nyai yang selanjutnya diketahui dengan nama nyai ontosoroh ialah seorang yang rendah susilanya, tidak beradat serta tidak bermoral. Tetapi sikap serta tindak tanduknya jauh dari pengertian kilas-sekilas.
Nyai Ontosoroh ialah wanita pribumi yang keras, disiplin serta punyai pendirian. Beberapa figur dalam buku ini bahkan juga memandang figur Nyai Ontosoroh semestinya hidup dalam angkatan di waktu depan. Pengetahuannya mengagumkan banyak, wacananya mengenai Hindia atau Nederland tidak bisa disangkal kembali. Seluruhnya dia peroleh proses dari belajar dengan Tuan Mellema, tuannya. Tetapi selanjutnya jalinan di antara Nyai ontosoroh serta tuannya tidak demikian baik sampai pada akhirnya nyailah yang melanjutkan jalannya perusahaan.
Minke selanjutnya datang dalam keluarga Nyai Ontosoroh. Tidak cuman hubungan dengan Annelies yang penuh romansa yang didatangkan dalam buku ini , dan juga jalinan sakit hati-mendendam dengan Robert Mellema, abang dari Annelies Mellema yang berasa posisinya terpindahkan dengan hadirnya Minke. Robert Mellema ialah seorang yang paling membenci pribumi, walau dia lahir dari rahim seorang pribumi asli.
Perselisihan mencapai puncak saat Robert Mellema diduga pesan pembunuh bayaran untuk membunuh Minke. Tetapi hal itu tidak berlangsung sampai narasi usai. Bukannya minke yang terbunuh, justru Tuan Mellema yang diketemukan tidak berdaya dalam suatu kamar.Terbunuhnya Tuan Mellema selanjutnya sampai ke Pengadilan. Itu pengadilan kulit putih pertama kali yang ditemui sama pribumi. Selanjutnya hakim putuskan posisi anak Tuan Mellema akan diasuh sama wali sahnya di Belanda. Tidak lain sebab ibunya cuman seorang gundik , serta berdasar hukum Eropa Annelies cuman punyai jalinan dengan bapaknya.
Palu telah diketok, keadilan yang diinginkan sentuh hati tiap orang bahkan juga barang sedikitpun tidak sudi melalui hati Nyai Ontosoroh. Minke yang berpendidikan itu juga tidak sanggup mengubah bukti jika dia harus pisah dari Annelies, yang dapat dia kerjakan hanya menulis di beberapa surat berita. Mengharap tiap yang membaca ceritanya akan memihak di dianya.
Tulisan itu sukses munculkan simpati di hati sebagian orang bahkan juga beberapa pembesar. Tetapi simpati itu juga tidak cukup buat meredam Annelies selalu ada di Wonokromo, bersama-sama minke suaminya serta nyai ontosoroh ibunya. Nyai Ontosoroh serta Minke sudah menantang sebagus-baiknya serta sehormat-hormatnya, tetapi perlawanannya gagal dengan perginya Annelies memakai bendi, bawa koper coklat dengan muka yang pucat pasi tiada kata perpisahan terkecuali "Akupun tidak akan kembali lagi".