Surat Yang Terakhir: Mitos Desa Malintang
Tik tok tik tok... suara jam pada dinding perlahan tanpa yang mempedulikannya. Namun persisten memberi info yang benar pada siapa saja tanpa ada kecuali. Jam pada dinding itu menunnjukkan jam 05:00 pagi. Seperti pagi hari di desa, dengan rerimbunan pohon-pohon membuat udara pagi sejuk yang dingin. Ayam jago sebagai sirene desa juga telah dikeluarkan dari kandang ikut serta mengisap udara sejuk pada pagi hari itu.
Lallana Pergi Meninggalkan Duka di Liverpool |
Shalat subuh telah usai serta ditutup doa. Sekarang waktunya menyiapkan buku, pulpen, serta peralatan sekolah yang lain di dalam tas serta tidak ada yang sampi terlewatkan. Tidak ingin kalah saing dengan beberapa ayam jago, dimana mereka telah bangun serta siap-siap melakukan aktivitas walau pagi hari ini demikian dingin dengan situasi embun merasa menyerang ke pori-pori kulit.
Langit pun demikian indah dengan warnanya hitam kebiru-biruan yang mengisyaratkan si mentari mulai ada untuk kerja jadi penerang di semua jagat raya, khususnya di desaku yakni Malintang kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal. Tetapi tidak ada pula yang mempedulikan pergolakan perkembangan alam itu. Mereka tidak mengutamakan bagaimana matahari ada dari timur. Serta mereka tidak berasa cemas kalaulah si mentari tidak nampak ini hari.
Di desa Malintang ini termasuk juga kelompok masyarakat yang nyaman, aman, damai, serta sejahtera sebab memeiliki warga yang ramah serta punyai sosialitas serta simpatis yang tinggi. Kemungkinan oleh karena itu desa ini jadi rukun. Tidak cuma dalam tatanan penduduknya saja yang mempunyai karakter ramah, serta piranti desanya juga mempunyai kesetiaan yang tinggi. Bukan hanya ditujukan pada warga seputar, serta pada siapa saja orang yang tiba bertandang ke desa itu akan di sambut dengan ramah.
Sedikit legenda atau sebutlah saja mitos mengenai desa Malintang. Dulunya entahlah kapan serta siapa belumlah ada yang mengetahui. Tuturnya tetua desa itu atau orang yang pertama-tama menapakkan kakinya di daerah ini punya niat membuat satu desa. Sebab telah mempunyai beberapa kepala keluarga yang telah bercucu cicit.
Tetapi ketidaktahuan menempa mereka, dilema untuk memberikan satu nama yang cocok serta gampang dikenang. Pada akhirnya hasil rundingan mufakat yang masak dengan tetua desa menimbulkan satu inspirasi yang bagus. Salah seorang menyarankan nama desa yang akan mereka bangun diambil dari pemandangan alam lukisan si Maha Kuasa. Panorama indah serta memesona jika dilihat mata. Yakni bukit berbaris lintang serta tersusun rapi yang ada disamping timur desa.
Pada akhirnya masyarakat yang tidak berapa itu setuju dengan nama "Malintang". Yahhh... memanglah bukan nama yang bagus sich, tetapi demikian bermakna serta gampang di dapatkan bila ke rimba belantara atau buat orang yang pertama-tama tiba ketempat itu. Diambil dari bahasa wilayah ditempat yakni Marlintang yang berarti bukit yang berbaris lurus sejajar atau tersusun rapi. Perihal barisan beberapa tentara yang tersusun rapi.
Mitosnya sich demikian. Yahh... memang sedikit riwayat yang diketahui dari desa Malintang itu, walau dia termasuk juga masyarakat lokal tulen. Serta mitos ini narasi yang di berikan orang paling tua di desa yang dikisahkan turun temurun.
Karena perubahan jaman serta rotasi waktu saat ini desa itu dipisah jadi empat, yakni Malintang Jae, Malintang Julu, Malintang, serta Malintang Pasar. Tetapi ekspansi itu teteap berkecamatan di Bukit Malintang.
Tetapi satu hal yang penting ialah jadi masyarakat Desa Malintang ialah satu kebanggaan tertentu serta berasa nyaman tinggal dari sana. Sangat banyak historis yang didapatkan dari beberapa golongan masyarakat ditempat serta tidak terlewatkan sampai umur senja.
Kicauan burung demikian merdu seakan menyanyi senangria menyongsong datangya pagi hari, pepohonana yang hijau rimbun memiliki warna hijau cerah tidak kalah indahnya dilihat mata. Bunga-bunga mengembang berwarna-warni dikerumuni kupu-kupu bercorak bagus serta beberapa kumbang ikut serta yang meningkatkan keelokan. Huuuffftt... mata demikian fresh serta tidak jemu memandangnya.